beberapa hari ini aku di kagetkan dan dibuat terheran2 dengan adanya berita dukun cilik ato dukun tiban  yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit hanya dengan mencelupkan sebuah batu yang didapatnya saat dirinya disambar gledek. Batu itu tiba-tiba ada diatas kepalanya setelah dirinya disambar geledek. Awalnya dirinya membuang itu batu, sampe 3 kali membuang ternyata bati itu tetap kembali pada dirinya. wewwww…..(punya kaki kali yah batunya….).

Akhirnya dia dan keluarganya tahu bahwa batu tersebut berkhasiat untuk menyembuhkan.langsung dari mulut kemulut tersebarlah “keajaiban” batu antah berantah itu. Hanya dengan dicelupkan batu itu kedalam air dan diminumkan kepada org2 yang sakit, maka org tersebut langsung sembuh( entah itu hanya sugesti ato benar terjadi).

Tapi ini benar2 membuat fenomena dalam masyarakat jombang terbukti jombang bukan hanya terkenal dengan aksi jagal ryan. Ribuan ekor orang mengantri sampai berdesak-desakan dan kabarnya ada 4 org yang meninggal akibat berdesak2akn dalam kerumunan itu. Akhirnya praktek dukun cilik itu pun ditutup karena sudah memakan banyak korban (apakah menunggu banyak korban dulu baru ditutup, mau berapa korban lagi???). Si dulun cilik ponari pun harus dilarikan kerumah sakit karena terserang demam akibat kelelahan.

Saia sungguh miris… fakta yang pertama…

orang tuanya dan para lingkunagn “panitia” dukun tersebut seperti mengeksploitasi ponari utnuk meraup keuntungan yang sebanyak2nya karena fenomena tersebut. kasian khan anak kecil, harus menghadapi massa yang begitu banyaknya setiap hari. Ponari pun sampai tidak masuk sekolah utntuk melayani masyarakat yang datang berobat.

Fakta yang kedua.

Saat ponari sakit…. mengapa dirinya tidak meminum air bekas celupan batu yang telah dapat “mengobati ribuang org itu???” mengapa keluarganya justru percaya pada dokter untuk menyembuhkan demam sang dukun cilik???

fakta yang ketiga.

Ini mencerminkan kalau kualitas kesehatan dan pengobatan bangsa indonesia yang tercinta ini masih sangat buruk. Demi mendapatkan kesembuhan yang berharga murah (karena diponari, pasien hanya memberikan uang sukarela sekitar 5000 saja untuk tiket masuk kerumah ponari), masyarakat rela berdesak-desakan dan bahkan ada yang berujung ke kematian. Masyarakat yang datang ke ponari adalah masyarakat “kelas bawah” yang melihat pengobatan medis adalah suatu kemewahan yang sangat tinggi untuk dijangkau”.

fakta ke empat.

masyarakat sekitar rumah ponari mulai meraup keuntungan dengan berjualan makanan, minuman, wc umum, penginapan dll (meskipun juga dengan fasilitas yang alakadarnya). memang ini bukan suatu kemirisan, tapi ini merupakan cara pandang masyarakat sana yang bisa membaca peluang bisnis ditengah cara pandang “tidak logis” yang ada didaerah sana.

Tapi sekarang, praktek dukun cilik tersebut telah ditutup. Jatuhnya empat korban tewas akibat tidak terkendalinya antrean warga membuat pemerintah daerah, kepolisian setempat, dan keluarga sepakat menutup tempat praktik pengobatan Ponari di Dusun Kedungsari, Desa Balongsari, Kecamatan Megaluh, Jombang, kemarin. Keluarga Ponari diminta untuk menandatangani surat pernyataan bahwa kegiatan pengobatan alternatif itu dihentikan. Sayang, penutupan masih bersifat mengambang. Sebab, dalam surat pernyataan itu tidak disebutkan apakah hanya ditutup sementara atau selamanya.

yahhh… kita hanya bisa berdoa semoga saja bangsa indonesia masih bisa mendapatkan pengobatan yang benar2 baik dan terjangkau oleh semua kalangan dan semiga sehat bukan merupakan sesuatu yang mewah serta mahal untuk masyarakat indonesia terutama dari golongan “bawah”